Langsung ke konten utama

Trip to Sawarna Beach

Ini cerita diawal tahun 2017, sebut saja momen pergantian tahun.

Yaa.. sejujurnya tidak menspesialkan momen taun baru, tapi lebih tepatnya adalah liburan “barengnya”. Siapa yang ide perjalanan ini sebenarnya? Kalo baca tulisan ini “Thanks for make one of my list become true” ehehe lebay. Maksudnya sih sebelumnya udah pernah berwacana akan ke Sawarna sama si A,B,C sampai Z ga ya?. Finally terealisasikan.  Kali ini akan berbagi sedikit cerita bersama “mereka” perjalanan Sawarna No Wacana (SNW). 



Perkenalkan dulu squad SNW ada Mitha, Wian, Theo, Fauzi, Obi dan aku tentunya.

Sawarna merupakan salah satu pantai yang indah di Jawa Barat. Recommended nih kalau ngga lagi rame. Kalau rame? Wah.. mungkin setiap senti setiap angin yang berhembus harus lebih berbagi dengan banyak orang yang datang. Yap, waktu itu kami datang pas banget momen taun baru dan rame. But, tetep aja ga ada yang bisa mengalahkan sunset di tepi Pantai. I love this moment.
Kami ber-6 berangkat dari Dramaga, Bogor. Btw, kami satu kampus yaitu di IPB. Perjalanan ini tentu saja dengan persiapan dalam sebuah roomchat line. Sempet lah ya diskusi mengenai sewa mobl yang harganya meroket dari hari biasanya. Akhirnya, sewa mobil udah dapet trus ya tinggal menunggu keberangkatan. Oh iya, waktu itu salah satu dari kita (re: Wian) baru balik dari Lampung kampung halamannya.

Nah, bertemu lah dengan tanggal 31 Desember, kami pun berangkat dari Dramaga. Sejujurnya ga terlalu ngerti yah sama arah jalan menuju TKP. Jadi ga bisa banyak cerita ya harus lewat mananya belok kiri, arah utara atau apalah. Kami pun di bantu sang peta ( Google Map) hehe. Jarak yang kami tempuh sungguh luar biasa. Benerlah kata pepatah, jika kamu ingin mendapat sesuatu yang indah kamu juga butuh perjuangan yang luar biasa. Itulah intinya. Berangkat pagi sekitar jam 9nan dari kota Bogor selepas Sarapan Ketoprak dan Lontong langsung tancap gas. Jalan yang dilewati cukup familiar, melewati pelabuhan ratu. Jadi inget perjalanan ke Ciemas (tempat KKN). Harus melewati belokan yang buat mabok dan melewati pantai yang indah juga. Sesekali perjalanan diselingi dengan obrolan yang menggelitik, kalo lelah ya tidur-tiduran, ng-meal.

Singkat cerita, kamipun sampai di Sawarna sekitar jam 4 sore. Tidak cukup sampai disitu, karena menuju pantai tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat , jadi ya harus diparkir dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Semangat.

Berjalan kaki tidaklah buruk, sebagai mahasiswa IPB kaki ini sudah terlatih untuk berjalan kaki terutama bagi mahasiswa Fakultas Pertanian yang memang akses kemana mana nya serba dekat. Back to story, Sebelum melanjutkan perjalanan timingnya buat para pria-pria untuk menunaikan ibadah sementara kami para wanita sedang tidak hehe, pas banget barengan. Sebelum ke pantai, Kami melewati seperti perkampungan kecil yang bagiku cukup menarik, kebanyakan rumah-rumahnya adalah semacam wisma yang disewakan untuk para pelancong yang membutuhkan. But not for us, our jouney is only 1D1N yang tidak membutuhkan nginap. Berjalan dan terus berjalan dan ... jeng jeng jeng.

“RAME”

Sawarna kala itu penuh dengan orang-orang. Kami pun terus berjalan sambil mencari cari spot untuk dikuasai. Menikmati butir pasir, angin pantai.. benar-benar liburan sebelum UTS. Sesampainya di Tanjung Layar, barulah kami berhenti. Berharap tidak terlalu ramai, ternyata sama saja. Banyak yang jualan, berenang dan foto-foto. Pas banget nyampai Tanjung Layar dikala akan sunset.

Matahari perlahan turun bersiap tenggelam diujung lautan. Langitpun telah mempersiapkan lintasan indahnya mengantarkan kembali ke peraduannya. Angin semilir khas pantai yang lembut. Suara ombak yang memecah sepi. Akan terasa indah ketika mencoba sejenak menutup mata.

Apalagi yang kami lakukan selanjutnya? Yap.., mengabadikan moment. Menikmati kuasa tuhan dan menyimpan dalam memori. Mata maupun dalam beberapa foto.

Hari mulai gelap, para pelancong berangsur sepi meninggalkan bibir pantai. Sibuk dengan aktivitas selanjutnya. Seperti kami yang sibuk mencari lahan untuk dikuasai alias tempat ngaso wkk. Dapatlah kami sebuah tempat yang beralaskan bambu, tepat menatap kearah ombak malam, dibawah lampu yang cukup terang. Dan disinilah kami melepas penat perjalanan. Mengisi perut, memesan es kelapa dan menikmati jajanan yang kami bawa. Hal yang paling tak bisa dilupakan adalah tebak-tebakan yang kami mainkan. Benar-benar membuat geram kalo ga bisa jawab.

Wacananya mau menanti kembang api sampai jam 12 malam. Tetapi.. perut sudah tidak bersahabat lagi. Dan lagipula sedikit bosan juga kalo hanya berdiam. Harusnya sih ada tenda. Hehe. Kamipun memutuskan untuk mencari makan, sampai akhirnya tidak menemukan tempat yang pas dan kembali ke parkiran. Mungkin lebih baik mencari makan di Pelabuhan Ratu? Yap.. kamipun meninggalkan Sawarna, nyambi perjalanan pulang.

Aku ngantuk dan tertidur? Haha melewatkan kembang api tahun baru. Yah, mata untungnya ON ketika sampai di tempat makan walaupun tidak sadar sepenuhn ya. Tak bisa kuceritakan cerita dikala kutidur. Tanyakan saja pada mereka.


1 Januari 2017, Cerita awal tahun. 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Latsarku

Latsar alias pelatihan dasar adalah kegiatan pertama yang paling ku tunggu-tunggu setelah diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), habis itu ya langaskara trus TC (untuk dua ini mungkin akan kuceritakan nanti setelah melewati kegiatannya dan semoga ingat buat share ceritanya juga). Sebenarnya sih, latsar ini tuh syarat untuk diangkat jadi PNS, jadi kami para CPNS harus lulus dulu nih dalam pelatihan ini. Pokoknya kegiatannya itu kaya akan ilmu buat 'ningkatin kompetensi kami para CPNS, latsar juga dikenal dengan sebutan prajabatan. Oiya, kali ini aku lebih ke bercerita pengalaman selama latsar ya, jadi ga akan cerita detail ilmu yang aku dapatin. 

Behind The Scene "(un)officially Sarjana Pertanian"

 (un)officially SP 3 Januari 2018, ± 16.00 WIB @Ruang Sidang Komisi Proteksi Tanaman IPB. Setelah melalui proses menuju sarjana yang begitu menguras tenaga, pikiran, hati dan kantong :D akhirnya title Sarjana Pertanian pun secara (un)officially tercapai sudah. Nesha Priga Hasanah, S.P Alhamdulillah!! Aku terhitung lulus menjadi Sarjana Pertanian di IPB selama 45 bulan alias 4 setengah tahun alias di semester 9. “Lama juga ya nes? Kenapa sih nes? Susah nya dimana? Kapan Seminar? Udah sidang belum?   wisuda?” Hmm.. banyak sih yang berfikiran semacam itu, banyak juga yang dengan ringannya menanyakan pertanyaan-pertanyaan nan menyayat hati *eaaa lebay doang ini* bukan menanyakan kabar. Tau ga disini rasanya gimana? Duh.. senyumin aja. “mohon doanya ya”, “Rabu wisuda kok” (fyi: di IPB jadwal wisuda memang selalu hari Rabu”, Nah ini... jawaban andalan penguatan diri.   harusnya bisa tepat waktu 4 tahun ya nes?. Oke bukan tepat waktu but waktu yang tepat (pembelaan).

My Graduation Day! part 1

Terjawab sudah pertanyaan kapan yang satu ini. Yap, “kapan wisuda?” Setelah beberapa kali melewati rabu, finally its my turn! I get my wednesday for my bachelor graduation J . fyi : graduation day in IPB is alway on wednesday.